“Bagi tiket gratis lah…”
“Eh, gue dapet tiket gratis kan?”
Bla.. Bla.. Bla.. the same old shit.
Itu adalah beberapa kata-kata yang sering saya dengar jika kebetulan ada seseorang yang kita kenal membikin sebuah acara. Memang, dengan memanfaatkan relasi, itu bisa mempermudah sesuatu. Bisa dapat tiket gratis adalah salah satu contohnya. Jujur saja saya sedikit kecewa dengan mereka. Memanfaatkan kedekatan personal demi sebuah tiket gratis. Tsk!
Jujur, saya pun pernah beberapa kali mendapat tiket gratis sebuah acara dari kawan yang kebetulan jadi panitia acara tersebut. Tapi, saya tak pernah meminta. Biasanya mereka yang menawari saya tiket tersebut dengan imbalan sebuah liputan, menawari webzine/majalah cetak tempat saya (dulu) bekerja jadi media partner, dll.
Saya memang belum begitu lama berkecimpung di dunia EO. Baru dari 2011 saya mulai aktif membantu kawan-kawan di Glasslike Ent. dalam mengurus acara seperti Hearing Goodness, Royal Sadness, Telling Sweetness dan acara lainnya. Tapi dari semua acara itu, saya jadi tahu bagaimana ribetnya mengurus sebuah acara. Dari mulai budgeting, ngurus talent, nyampe dekor. It’s not as easy as masturbate.
So guys, please, appreciate the efforts from people that works for the show with buy the tickets! Maybe you guys would say that “ah it’s just one ticket and i think it’s not a big deal if you gimme one.” But honestly it’s a big deal, my friends. And anyway, the money from the tickets aren’t for the people behind it, but it’s for covering the money they spent for the show, and for their hard work, of course.
Mungkin kalian akan menganggap saya munafik karena band saya main di acara tersebut. But it’s okay, as long as you get the point from what i wrote above.
Cheers, mates.
(Post-scriptum: Ini adalah sebuah tulisan kekecewaan terhadap beberapa orang yang ‘memaksa’ meminta tiket gratis acara kawan saya, Agri Invasion di kampus Unwim Tanjungsari tanggal 18 Desember besok. P.S band saya juga main.)