The Panturas: Musik Bagus Bisa Muncul Darimana Saja
Friday, December 23, 2016
Pre-scriptum: tulisan ini sebenarnya merupakan permintaan dari Kuya, drummer The Panturas yang juga merupakan drummer dari band saya, Soft Blood, untuk dijadikan liner notes dalam CD-R single pertama mereka dalam rangka panggung mereka di Malang beberapa waktu silam. Tapi sepertinya CD tersebut urung dibikin. Dan tak ada salahnya bagi saya untuk menulis ulang tulisan tersebut disini. Tentunya dengan beberapa tambahan karena waktu itu Kuya hanya memberikan saya waktu beberapa jam saja.
***
Adalah sebuah kebahagiaan saat saya berada ditengah-tengah banyak kawan yang produktif dan juga kreatif. Kali ini The Panturas, kolektif tak pandai bersyukur yang telah diberikan kenyamanan berupa tinggal di daerah dataran tinggi yang sejuk tapi malah membikin musik beraroma pantai yang panas. Abyan Zaki, Rizal Taufik, Surya Fikri Asshidiq, Cecep Heryana dan Abdu Al Azis merupakan lima orang kawan saya yang merupakan otak dibalik The Panturas.
Kelima orang itu--atau mungkin, hanya tiga yang benar-benar bertanggung jawab atas kelangsungan hidup The Panturas--sepakat untuk mengkultuskan dari mulai The Ventures, The Beach Boys bahkan hingga aura surf-punk dari Dead Kennedys alih-alih menyesuaikan identitas musik mereka dengan letak geografis daerah mereka yang dingin. Mereka mungkin tak mau untuk bersantai-santai dengan musik folk atau mungkin shoegaze. Mereka, mungkin saja, laiknya darah dan semangat muda mereka, meninginkan sesuatu yang bergejolak. Dan musik surf rock inilah jawabannya.
Kelima orang itu--atau mungkin, hanya tiga yang benar-benar bertanggung jawab atas kelangsungan hidup The Panturas--sepakat untuk mengkultuskan dari mulai The Ventures, The Beach Boys bahkan hingga aura surf-punk dari Dead Kennedys alih-alih menyesuaikan identitas musik mereka dengan letak geografis daerah mereka yang dingin. Mereka mungkin tak mau untuk bersantai-santai dengan musik folk atau mungkin shoegaze. Mereka, mungkin saja, laiknya darah dan semangat muda mereka, meninginkan sesuatu yang bergejolak. Dan musik surf rock inilah jawabannya.
Mereka memang brengsek. Tak tahu diuntung. Tapi demi Allah, musik mereka memang brengsek juga bagusnya. Beruntung dan beban saat saya kemudian diberi kesempatan untuk menjadi juru racik tembang pertama mereka. Single pertama mereka yang berjudul 'Fisherman's Slut' ini memang brilian. Coba simak perpaduan raungan gitar Rizal dan melodi gitar Abiyan di tengah-tengah lagu. Keduanya lantas berkelindan dan lahirlah sebuah single debut yang tak mungkin bisa kalian abaikan.
Saya berani mengatakan bahwa The Panturas adalah kolektif yang jenius dalam departemen aransemen musik. Abyan atau Acin, disisi lain merupakan seorang songwriter yang sangat jenius. Dari hampir semua lagu The Panturas, adalah Acin yang memiliki ide awalnya dengan riff-riff dan melodi yang masih mentah. Sisanya kemudian menyempurnakan ide dari Acin tadi.
Ya, begitulah. The Panturas, disamping segala kepiawaiannya dalam menggubah lagu yang brilian, memang merupakan sebuah anomali. Maksudnya... band surf di pegunungan?! Tapi peduli setan dengan letak geografis. Musik bagus bisa muncul darimana saja.
0 comments