Sudah Terlalu Banyak Isme Dalam Sepak Bola

Sunday, March 27, 2016


Rasisme dalam sepak bola adalah hal yang lumrah terjadi. Tapi pantaskah rasisme menjadi bagian dari budaya sepak bola? Tidak! Segala bentuk rasisme tidak dapat ditoleransi. Apalagi dalam sepak bola. Sepak bola pada hakikatnya adalah sebuah olahraga yang dapat menyatukan kita semua. Tak peduli kita kulit putih, kulit hitam, mata sipit atau apapun, kita tetap bisa bersatu dalam sepak bola. Isu rasis yang paling klasik adalah hitam dan putih. Puncaknya adalah ketika terjadi politik apartheid di Afrika Selatan. 

-

Sebelum membahas terlalu jauh, saya akan menjabarkan apa itu rasisme terlebih dulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rasisme diartikan sebagai paham atau golongan yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciri-ciri fisik (seperti warna kulit) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras (SARA), golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu (biologis). Isu rasisme dalam dunia sepakbola dimulai sejak Arthur Wharton, pemain berkulit hitam profesional pertama bergabung dengan klub Inggris, Darlington, pada tahun 1889. Setiap kali Wharton berlaga di kandang lawan, terdengar cemoohan yang ditujukan kepadanya. Mungkin inilah asal muasal rasisme dalam sepak bola muncul.

Tapi sekarang menurut saya ada pemaknaan yang biasa terhadap isu rasisme. Salah satunya dalam bentuk chants. Chants-chants ofensif terhadap tim lawan disebut orang sebagai tindakan rasis. Padahal, sejauh sebuah chants tidak menyentuh SARA, maka chants tersebut tidak termasuk dalam kategori rasis. Banyak orang menganggap nyanyian atau chant yang menyerang tim lawan disebut rasis. Padahal chants-chants ejekan kepada tim lawan adalah suatu bumbu yang harus ada dalam konteks sepak bola. Hal ini masih bisa ditolerir asalkan tidak menyinggung SARA dan rasisme. Toh, saya sudah menganggap para penggemar sepak bola hari ini cerdas dan dewasa. Chants ofensif ya dibalas dengan chants ofensif lagi saja. Bukannya dengan menjadikan perkelahian sebagai solusi. 



Tapi, memang ada juga mereka yang menyanyikan chants rasis, seperti West Ham United. Mereka menyanyikan chants yang menghina kelompok Yahudi ketika mereka bertanding dalam derby kontra Tottenham Hotspur di White Hart Lane. Dan akhirnya mereka pun diancam sanksi oleh FA.

Stadion-stadion sepak bola di Eropa kini menjadi tempat subur bagi kebencian rasial. Kaum ekstremis berpikiran picik seolah telah berhasil meracuni penonton yang hadir. 

''Wajah konyol rasisme kini muncul di semua tempat,'' kata Lennart Johansson, Presiden UEFA. ''Dan sayangnya, kita tak cukup berupaya mencegah perkembangannya.'' 

Bahkan di Inggris, tempat dimana sepak bola modern muncul, juga adalah negara dimana tingkat rasialismenya tinggi. Peningkatan kultur xenophobia di kalangan supporter sepak bola Inggris adalah salah satu indikatornya. Xenophobia yang muncul ini adalah salah satu persepsi yang keliru terhadap patriotisme dan chauvinisme di kalangan masyarakat Inggris. Wajar, sekarang partai-partai rasis seperti British National Party, British People’s Party hingga Ku Klux Klan menyusup kedalam tubuh supporter Inggris. Baik dalam club atau timnas Inggris. Hal ini yang merusak kekudusan dalam sepak bola. Sepak bola itu sudah seharusnya kudus. Bukan artinya saya mensucikan lantas menuhankan sepak bola. Tapi kembali lagi kepada hakikat sepak bola: kebersamaan dalam keberagaman. 

Hal ini menjelaskan bahwa kasus rasisme mulai merebak akibat politik. Duh. Entahlah, saya sudah paling malas sebenarnya membahas politisasi dibidang yang seharusnya bersih dari politik. Saya sempat membahas politisasi di bidang seni beberapa waktu lalu. Dan kini, politisasi di bidang sepak bola. Ini bukan barang baru, memang. Politisasi dalam sepak bola sudah muncul sejak awal mula sepak bola menjadi olahraga yang paling digemari di muka bumi. Tapi kali ini, politik masuk dalam tubuh sepak bola dan menghasilkan sesuau yang tak lagi dapat ditolerir: isu fasisme dan fasisme. 

-

Jika dirunut sedemikian rupa, Italia adalah Negara dengan tingkat kasus rasialisme yang paling tinggi. Kita semua tahu bahwa atmosfer sepak bola di Italia sangatlah panas. Bahkan menurut Arrigo Sacchi, bekas pelatih AC Milan, Italia memiliki stadion-stadion paling tak beradab dan sangat tidak bersahabat. Arrigo Sacchi adalah pelatih yang membawa Ruud Gullit dan Frank Rijkard ke Milan. Dan semua orang tahu bahwa Gullit dan Rijkard telah menghadirkan permainan kelas dewa kepada publik Milan dan juga Italia. Tapi tetap saja mereka berdua mendapatkan perlakuan rasis dari penonton di stadion-stadion Italia. Termasuk dari supporter AC Milan itu sendiri. 

Boleh jadi, atmosfer kebencian rasial semacam inilah yang membuat Cafu, mantan pemain belakang AS Roma asal Brasil, ingin segera hengkang dari Italia pada saat itu. 

''Sudah tak ada lagi kegembiraan dalam sepak bola di sini,'' katanya. ''Jika menemukan klub yang lebih tenang daripada Roma, saya akan langsung pindah.'' Ia punya alasan kuat untuk merasa tak tenang di Roma. Cafu sering sekali mendapat perlakuan rasis di kota Roma yang dilakukan oleh pendukung Lazio. Dari mulai mobilnya sering dilempari tanpa alasan yang jelas hingga teriakan-teriakan ‘kulit hitam’ kepadanya –yang ironisnya dilakukan di depan anaknya. Perlakuan seperti ini di italia biasanya dilakukan oleh kaum ultra-kanan. Namun di beberapa stadion, kaum perempuan dan anak kecil pun melakukannya.

Lazio adalah salah satu club yang supporternya paling rasis. Salah satu firm Lazio paling ekstrem adalah kelompok ''Irriducibili'' (Yang Tak Tersentuh). Aksi kelompok ini jelas menunjukkan kebencian pada kaum kulit hitam dan bangsa Yahudi. Pada derby antara Lazio dan AS Roma, spanduk yang dibawa Irriducibili bertuliskan: ''Auschwitz adalah negerimu –ruangan ber-gas adalah rumahmu''. Wajar sebenarnya jika Lazio menjadi club dengan supporter paling rasis. Lazio merupakan club kesayangan Mussolini. Bapak fasisme Italia. Masih ingat pada selebrasi goal Paolo Di Canio? Dia melakukan selebrasi dengan melakukan salam ala Nazi yang ia tujukan kepada kaum sayap-kanan di Italia. Dan sebagai catatan, Paolo Di Canio adalah seorang penggemar Benito Mussolini. Dan Di Canio pernah terang-terangan berkata seperti ini, “I’m a fascist, not a racist.”

Jika di Inggris rasisme muncul akibat campur tangan partai-partai pengusung white nationalist, maka kebangkitan rasisme di stadion-stadion sepak bola Italia adalah cermin dari maraknya neo-fasisme di negeri ini. Partai Aliansi Nasional, penerus partai Benito Mussolini, misalnya, mulai merebut perhatian khalayak muda. Partai ini malah sudah pernah memerintah ketika ikut dalam koalisi pemerintahan Perdana Menteri Silvio Berlusconi, beberapa tahun lalu.


Di Eropa, partai-partai ultra-kanan memang perlahan-lahan mulai memperoleh suara signifikan dalam pemilihan umum. Di Prancis, Italia, dan Jerman, partai-partai ekstrem kanan ini bisa memperoleh sekitar 10% suara. Sementara di Austria, Partai Kebebasan pimpinan Joerg Haider malah mengejutkan dunia karena berhasil merebut tampuk kekuasaan, tahun lalu. Pada tahun 1994, majalah Time mencatat betapa bagi kaum neo-fasis, sepak bola merupakan lahan paling efektif untuk merekrut anggota baru. Hal ini, menurut Time paling jelas terjadi di Inggris. Di Spanyol, para pemuda ultra-kanan juga menggabungkan kekerasan jalanan dan lambang-lambang neo-Nazi dengan dukungan bagi tim kesayangan mereka. 

Saya pernah membaca sebuah artikel dimana ketika Piala Dunia 1998 akan dimulai, sekelompok Rasis dari Italia mengajak rekan-rekannya dari negara Eropa lainnya untuk men-sweeping pendukung dari negara Timur Tengah, tapi rencana itu tak terlaksana karena konon kabarnya para neo-Nazi Jerman tak setuju dengan ide dari kelompok rasis Italia, sebab bagi neo-Nazi negara seperti Iran merupakan teman bagi mereka. Artinya, musuhnya musuh adalah teman. Bahkan neo-Nazi setuju dengan pendapat Ahmadinejad bahwa tak ada holocaust di zaman rezim Hitler dan itu semua hanyalah mitos belaka.

-

Kasus fasisme terbaru dalam sepak bola terjadi ketika pertandingan antara Hamburg SV melawan Borussia Dortmund februari lalu, seorang pendukung Dortmund tertangkap melakukan aksi fasisme. Insiden ini terjadi ketika kedua tim sedang melakukan aksi mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati kepergian fisioterapi Hamburg, Hermann Rieger yang meninggal dunia beberapa waktu sebelumnya. Pendukung tersebut meneriakkan “Seig Heil” yang berarti “Hiduplah Kemenangan”, sebuah ungkapan yang biasa dteriakkan oleh pasukan Nazi ketika berperang ataupun seusai pidato dari Adolf Hitler, pemimpin Nazi.












Tapi sebenarnya, pada praktiknya bisa dikatakan, untuk mengasumsikan sepakbola lepas dari politik itu sendiri adalah suatu bentuk kenaifan tersendiri. Mulai dari pemilihan sponsorship hingga pemilihan bentuk liga beserta tetek-bengeknya sesungguhnya adalah satu sikap politik tersendiri.

Pada akhirnya slogan "Kick Politic Out of Football", dan menjadikan lapangan tempat yang netral, pun terdengar sebagai satu pernyataan politis tersendiri: keberpihakan pada sponsor. Bedanya pesan ini disampaikan secara halus, perlahan, dan tanpa mengundang perhatian banyak orang.

Sebagai contoh lihat saja penyelenggaraan English Premier League. Salah satu liga terbaik di dunia ini memilih sistem kapitalis murni sebagai bentuk penyelenggaraan liga–dan itu jelas sebuah pilihan dan tindakan politik. EPL adalah representasi satu sistem ekonomi pasar bebas yang telah dijalankan selama lebih 20 tahun. Bagaimana piramida sistem kapitalis, segelintir yang berada di puncak menguasai kue paling banyak dan yang berada di lapisan paling bawah saling menginjak-injak, benar-benar terwujud dan terlihat dengan jelas.

Dan akhirnya, slogan “Kick Politic Out of Football” adalah sebuah iklan netralitas yang secara tak langsung merepresentasikan keberpihakan mereka terhadap kapitalisme. Dimana pemain dan penonton dijauhkan dari politik, tapi secara garis besar, para petinggi sepak bola itu sendiri memasukan unsur politik untuk kepentingan mereka sendiri.

-

Ah sudahlah. Pembahasan saya malah makin jauh melebar. Tetapi memang semuanya saling berhubungan satu sama lain. Yang jelas, bagaimanapun, tindakan fasisme dan rasisme tidak dapat ditolerir dalam sepak bola. Seperti yang saya tulis sebelumnya, sepak bola sudah seharusnya suci. Tidak boleh ada unsur-unsur yang mengotori kekudusan sepak bola itu. Sesusah apapun mewujudkan hal itu, kita harus berteriak dengan lantang: Against modern football! Kick fascism and racism from football!


*Tulisan lama saya untuk Kopites Zine, zine yang dicetak sebagai bagian dari program kerja pengurus The Kop Jatinangor. Ditulis pada tahun 2014.

You Might Also Like

2 comments

  1. DEPOSIT BISA VIA OVO!

    Kantor Cabang Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan paling baik yang sediakan jasa layanan pada permulaan akun permainan judi atau taruhan online untuk kamu di perizinan judi online yg berkedudukan International, berlaku dan terpercaya hanya di judi bola deposit pulsa.

    Sbg Perwakilan Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dengan kongsi Sbobet beroperasi di Asia yang dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh penaklukan Isle of Man kepada beroperasi sbg juru taruhan latihan jasmani sedunia.

    https://bolazeus.info/2019/01/03/bermain-judi-online-terpercaya-menggunakan-deposit-via-pulsa/
    https://bolazeus.info/2019/01/02/situs-poker-online-deposit-via-pulsa/
    https://bolazeus.info/2019/01/01/kelebihan-bermain-taruhan-online-deposit-via-pulsa/


    Ayo daftar sekarang di bolazeus.biz

    ReplyDelete
  2. BISA DEPOSIT PAKE PULSA

    DewaZeus merupakan partner dari situs ZeusBola, yg merupakan bandar mater taruhan judi bola, Casino, Poker, taruhan sabung ayam online S128, CF88 DewaPoker, Live Casino Dealer Resmi Lisensi Filipina Paling Terpercaya di Indonesia, hanya di Zeusbola.

    Sbg Perizinan Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dgn perseroan Sbobet beroperasi di Asia yg dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh sang penguasa Isle of Man bagi beroperasi sbg juru taruhan olahraga sedunia.

    https://dewazeus.site/tips-penting-memilih-agen-poker-online-deposit-via-pulsa-terpercaya/
    https://dewazeus.site/situs-poker-online-deposit-via-pulsa-termurah-hanya-25rb/
    login zeusbola

    Kunjungi juga link alternatif maxbet nova88 download nova88, main langsung maxbet nova88.

    ReplyDelete

Subscribe