malam ini rileks sekali sepertinya. di meja kamar, ada segelas kopi yang masih panas, sepiring kecil peyeum goreng dan sebungkus rokok. dilantai atas, papa saya sedang mendengarkan musik instrumental sunda lewat tape. saya sendiri sedang mendengarkan Slowdive di iTunes.
sebenarnya saya ingin menulis banyak, perihal beberapa hal yang mengganggu pikiran saya beberapa hari belakangan ini. tapi entah kenapa, kepala saya tiba-tiba kosong malam ini. alih-alih menulis tentang hal-hal yang berat, tangan saya malah lantas mengambil buku jurnal saya dan menulis puisi ini:
Namamu
aku menyebut namamu dalam keluaku ingin sekali menyebut namamu yang indah itu:mengejanya huruf demi hurufmelafalkannya serupa doa-doa yang tak satupun malaikat akan mengerti
aku menyebut namamu dalam keluserupa letusan gunung krakatau,namamu meledak-ledak di pedalaman kepalakumengguncang segala rupa silam yang hanya membikin nyeri
dan aku selalu menyebut namamudalam bahasa-bahasa yang tak pernah manusia ciptakanhanya aku, kamu, dan kucing-kucing lucu di pekarangan rumah kitayang akan mengerti