Bahkan Senyumanmu Tak Akan Bisa Mati Jika Disalib

Thursday, November 28, 2013


I.
sore ini, aku menyanyikan sebuah kidung tentang hujan. sebelum hujan benar-benar turun dan membasahi senyum di bibirmu yang ranum. sebab senyumanmu itu kudus. tidak dibasahi hujan, tidak pula disalib; akan bisa menghilangkan senyumanmu. sebab hanya senyumanmu yang bisa menguatkanku dari ketengikan zaman dan kemunafikan hidup. sungguh, aib yang kita sebut kejujuran itu membuatku berani keluar dari sembunyiku, sisi tergelap dalam pikiran. para pemazmur itu tidak akan lagi bisa membohongiku untuk tetap bersembunyi. tidak! alih-alih bersembunyi, aku akan keluar dan lalu berkata; janganlah berhenti tersenyum sebelum aku benar-benar melihatnya.

II.
sebab jika kita pikir sekali lagi, alangkah lucunya semua ini. mendung sudah muncul di sudut langit, kerutan pun ikut muncul di pematang dahiku, namun senyummu tetap saja terpatri disini (aku menunjuk dada). anggur-anggur masa lalu tidak akan bisa lagi membuatku tergiur lalu berpaling. senyum itu, senyumanmu, adalah sepotong roti yang menyelamatkan kelaparanku di pesta kedalaman pikiranku. ia adalah makna lain dari nirwana; sorga yang lain. yang bahkan belum juga aku memasukinya, namun aku sudah bisa merasakan indahnya. dan itulah kamu, dengan senyumanmu, sudah membuatku merasakan bagaimana sorga yang seharusnya.

16.21 PM

You Might Also Like

0 comments

Subscribe