Tentang Hujan dan Kehidupan
Saturday, July 04, 2015
Disinilah aku duduk. Dibawah hujan, di samping pertokoan-pertokoan dan tempat bermain anak-anak sambil terus-menerus mendengarkan EP Sommerhaar yang beberapa waktu lalu Dimas kirim untuk aku rilis di netlabel-ku. Kulihat banyak sekali anak-anak tertawa riang bermain. Senyum kecil orang tua mereka yang berbahagia melihat anaknya bermain dengan riang. Ada pula penjaga toko yang duduk termenung menunggu ada yang memasuki tokonya. Juga satpam yang berdiri tegap menjaga siapapun yang akan masuk entrance lobby barat ini.
Di belakangku, terdapat mesin tiket otomatis. “Selamat datang. Silahkan tekan tombol tiket atau verifikasi tiket anda. Ambil tiket anda, silahkan masuk.” Hanya itu yang kudengar daritadi. Dan kendaraan-kendaraan memasuki mesin tersebut lalu mencari tempat parkir. Dibawah hujan, mereka saling memicingkan mata menutup air hujan yang jatuh ke wajahnya.
Di belakangku, terdapat mesin tiket otomatis. “Selamat datang. Silahkan tekan tombol tiket atau verifikasi tiket anda. Ambil tiket anda, silahkan masuk.” Hanya itu yang kudengar daritadi. Dan kendaraan-kendaraan memasuki mesin tersebut lalu mencari tempat parkir. Dibawah hujan, mereka saling memicingkan mata menutup air hujan yang jatuh ke wajahnya.
5 menit.
10 menit.
15 menit.
20 menit.
Semuanya tampak tak ada yang berubah. Selain satpam yang terlihat pegal dan mulai duduk di kursi sebelahnya. Atau miniatur kereta api yang diduduki anak-anak kecil bergerak mengikuti poros.
Dan aku, masih saja duduk sambil membaca buku puisi yang baru saja aku beli. Sesekali aku meneguk kopi dingin yang telah kubeli. Orang-orang berlalu lalang meneduh karena hujan. Ada yang basah kuyup sambil tangannya melingkar di pundak kekasihnya. Ada yang menatap hujan sambil menyesap rokoknya. Bahkan ada pula pasangan yang sedang bertengkar entah karena apa.
O, kehidupan memang terus berjalan. Bahkan ketika kau berfikir bahwa kehidupan tidak begitu normal. Namun, kau sendiri yang membuatnya begitu. Karena hidup tak punya kekuatan merubah sesuatu. Kau bisa.
Ya, kau bisa.
“Ambil tiket anda, silahkan masuk…”
(Tulisan lama. Lupa lagi kapan. Yang pasti saya tulis antara Mei-Juni 2015.)
0 comments