Semoga Kiamat Datang Lebih Cepat
Tuesday, July 26, 2016
Hai. Hari ini adalah hari ulang
tahunku. Aku masih belum ingin memberitahumu berapa umurku sekarang karena aku
takut kamu akan kaget mendengarnya. Oh, aku lupa untuk menanyakan kabarmu. Bagaimana
kabarmu disana? Aku harap kamu baik-baik saja.
Sayangku, betapa aku ingin memberitahumu
betapa aku merindukanmu. Aku merasa sangat kesepian disini. Tak banyak hal yang
bisa aku lakukan. Dan apalagi, hari ini adalah hari ulang tahunku. Seharusnya aku
bisa merayakannya bersamamu dan orang-orang terdekat kita. Ah tidak, sepertinya
aku hanya ingin merayakan ulang tahunku berdua bersamamu. Kamu tahu sendiri aku
sangat tidak menyukai hari spesial. Termasuk ulang tahun.
Apakah kamu masih ingat bagaimana aku
berusaha untuk pergi sendiri saat hari Natal tiba? Ya, sepertinya kamu masih
ingat saat itu. Dimana aku dicari-cari oleh keluarga besarku karena alih-alih berkumpul
dengan segala omong-kosongnya, aku malah pergi berjalan kaki etanpa tujuan. Yang penting aku tidak berada di tengah omong-kosong hari spesial itu.
Tapi aku selalu suka saat kamu
membawaku ke acara kampusmu itu. Dimana kamu, dengan senyum manismu itu
mengenalkanku kepada semua orang bahwa aku kekasihmu. “Kenalkan, ini Oliver,
pacarku,” katamu pada setiap orang yang menanyakan siapa aku. Entah kenapa aku
merasa bangga dengan diriku pada saat itu. Semua orang memperhatikanku karena
mereka sepertinya sulit menerima kenyataan bahwa pria sepertiku bisa menjadi
kekasihmu.
Terlebih, aku suka dengan isi kepalamu.
Kita bisa bercakap tentang apa saja. Dari mulai film-film Jean-Luc Godard,
buku-buku Sartre, hingga tentang musik. Dan kamu, yang selalu muncul dengan
teori-teori aneh namun brilian tentang hal-hal kecil, seperti tentang semut atau
apapun itu. Bisa dibilang, kamu adalah hadiah terbaik yang tuhan beri kepadaku.
Itu pun jika tuhan itu ada. Dan kalaupun tidak, kamu adalah hadiah terbaik yang
semesta beri kepadaku. Dan di hari ulang tahunku ini, aku benar-benar ingin
kamu ada disini bersamaku. Meskipun sebenarnya aku tidak benar-benar
menginginkan itu.
Ann, aku tiba-tiba teringat ini: pada
hari terakhir kita bertemu. Di suatu sore yang hujannya membasahi Clapton Road,
kita berdua bertengkar hebat di depan sebuah toko buku tua yang telah tutup
itu. kita bertengkar hebat karena sebuah hal kecil. Karena kamu yang menanyakan
kenapa aku tak pernah mengajakmu bertemu dengan orang tuaku. Aku tak bisa
menjelaskannya pada saat itu. Dan meskipun semuanya sudah terlambat, aku akan
menjelaskan semuanya sekarang, Ann. Hal ini sebenarnya adalah ketakutanku saja.
Aku hanya takut kamu tidak akan bisa menerima kedua orang tuaku. Ibuku, Ann,
adalah seorang pengidap schizoprenia. Dan Ayahku? Dia tak lebih dari seorang
bajingan pemabuk yang tangannya tak pernah digunakan untuk hal lain selain
memukul Ibuku, dan terkadang, aku. Tapi sepertinya sudah terlalu terlambat untuk
menjelaskan ini.
Terlebih, sayangku, karena setelah
pertengkaran kita itu. Kamu yang kemudian pergi karena tak mau mendengar lagi
perkataanku, membuatku merasa bodoh. Dan aku lantas berlari mengejarmu,
berteriak memanggil namamu terus menerus. Kamu masih saja tak menoleh. Aku masih
terus mengejarmu sambil memanggil namamu hingga akhirnya kamu menoleh ke
arahku. Tepat saat sebuah truk menghantamku. Dan aku, Ann, tak ingat apa-apa
lagi setelah itu. Selain bahwa aku mati. Dan pada akhirnya, kamu adalah hal
terakhir yang aku lihat dan namamu adalah hal terakhir yang aku sebut. Setelah itu,
semuanya gelap, Ann. Dan aku takut.
Dan hari ini, Ann, adalah hari ulang
tahunku. Aku tak menginginkanmu ada disini untuk merayakannya bersamamu. Tidak,
aku ingin kamu tetap berada dibawah sana, menjalani sisa hidupmu dengan
bahagia. Dan di hari ulang tahunku ini, Ann, jika aku diperbolehkan untuk
meminta satu permintaan, aku akan meminta agar kiamat datang lebih cepat.
0 comments