Chronological/Auto-biographical/Alphabetical

Monday, June 02, 2014






Dick: I guess it looks as if you’re reorganizing your records. What is this though? Chronological?
Rob: No… 
Dick: Not alphabetical… 
Rob: Nope… 
Dick: What? 
Rob: Autobiographical. 
Dick: No fucking way. 



Entah kenapa saya suka sekali mengorganisir barang-barang di kamar sesuai dengan sesuatu yang berurutan. Entah itu alfabetikal, kronologikal, atau saya pernah meniru Rob di film High Fidelity dengan mengurutkan koleksi CD-CD saya secara autobiografikal. Dan kali ini, karena saya sedang merasa ingin untuk merapikan kamar dan memindahkan beberapa barang seperti meja yang sekarang berada di seberang jendela untuk mendapatkan cahaya yang cukup. Springbed yang menempel ke dekat jendela agar saya bisa duduk menyender ke jendela saat saya merasa melankolis. Dan oleh karena itu, saya harus kembali menyusun koleksi CD, kaset tape dan buku saya kembali.

Kali ini tidak terlalu membingungkan diri sendiri. Saya mengurutkan buku berdasarkan tahun cetak buku tersebut, secara terbalik. Jadi, buku paling tua saya simpan paling depan dan paling muda saya simpan di belakang. Dan untuk buku paling tua yang saya punya adalah buku Pertjikan Revolusi milik Pramudya Ananta Toer, buku tersebut merupakan cetakan tahun 1957. Lalu diurutan kedua ada buku drama Pesta Pencuri milik Jean Anouilh yang dicetak tahun 1979. Dan selanjutnya. Ini bukan sebuah pekerjaan yang susah. Karena saya hanya tinggal melihat tahun cetak buku tersebut lalu mengurutkannya. 



Yang lumayan bikin bingung adalah saat saya akan mengurutkan koleksi CD saya, saya berencana megurutkannya dari yang pertama kali saya beli sampai yang terakhir saya beli. Karena terkadang saya lupa CD mana yang duluan saya beli. Tapi salah sedikit tak apalah, toh, tak ada yang menyalahkan juga. Dan CD pertama yang saya beli adalah CD Blink 182 album Greatest Hits. CD itu saya beli ketika kelas 6 SD kalau tidak salah. Saya beli saat sedang pergi ke BSM (Sekarang Trans Studio Mall) bersama keluarga di jalan Gatot Subroto, Bandung. Lalu diurutan kedua ada CD The SIGIT album Visible Idea of Perfection yang saya beli ketika kelas 2 SMP. Saya beli di Arena kalau tidak salah. Saat Arena masih ada di Dago. Dan untuk terakhir, ada CD split Sharesprings x The Wellingtons. Dan saat mengorganisir CD ini, saya jadi merasa sebal pada CD dengan ukuran yang tidak standar. Karena ini membuat tumpukannya menjadi terlihat aneh. Seperti CD Polyester Embassy album Fake/Faker yang berukuran seperti 7” vinyl ini. Berada ditengah-tengah CD berukuran standar. Ada pengecualian untuk cd Sarasvati album Story of Peter. Karena saya punya yang edisi limited boxset, maka saya simpan paling bawah.


Untuk koleksi kaset tape, saya tidak mau ribet. Karena kebanyakan adalah kaset tape yang saya ‘curi’ dari rak milik Ayah, maka saya mengurutkannya secara alfabetikal saja. Kaset Air Supply album Across the Concrete Sky paling depan, disusul kaset Asangata album Rise of the Black Sheep dan paling belakang ada kaset tape White Shoes and the Couples Company album Selftitled mereka.
Hmm. Setelah mengorganisir koleksi-koleksi saya ini, saya jadi sadar akan satu hal: koleksi saya masih sedikit. Dan ini artinya saya harus lebih sering jajan rock!

You Might Also Like

0 comments

Subscribe