Secret Admirer Yang Rahasia

Wednesday, June 04, 2014

mountain face
Secret admirer. Saya yakin kalian pernah mengalami jadi secret admirer. Atau mungkin punya secret admirer. Dimana kalian menyukai seseorang tanpa si orang yang kalian suka itu tahu kalau kalian menyukainya. Hal ini menyenangkan dan terkadang terasa seperti self-harming. Menyenangkan, karena kita bisa dekat dengan orang yang kita sukai tanpa harus merasa canggung dan kikuk. Kita bisa tetap berinteraksi dengan dia tanpa ada batasan rasa suka yang terkadang membuat kita atau dia merasa tidak nyaman. Dan self-harming, karena kita tidak memberitahu dia kalau dia menyukainya, membuat dia bisa dekat dengan orang lain karena merasa tidak ada yang harus dijaga perasaannya. Toh, dia bebas. Meskipun memang jika kita memberitahunya kalau kita menyukainya –terlepas dari dia menyukai kita balik atau tidak– dia juga bisa saja dekat dengan orang lain karena itu memang hak dia.
Disaat kita menjadi seorang pengagum rahasia, ada satu kesenangan disaat dia yang kita kagumi melempar senyum ke arah kita. Saat dia melakukan sesuatu kepada kita, kita langsung merasa senang.

“Ah, jangan-jangan dia juga suka ya sama gue.”
“Eh, tapi dia jalan bareng sama si itu.”
Jadi seorang secret admirer memang enak ga enak. Tapi itu memang opsi terakhir disaat kita masih merasa belum cocok waktunya untuk memberitahu dia bahwa kita menyukainya. Atau bisa jadi kita masih belum percaya diri. Bisa. Atau mungkin kita sadar kalau kita pecundang, dan terlalu malu dan takut untuk memberitahu dia.

“Eh, eh, ada yang suka loh sama kamu.”
Tapi ini akan menjadi satu kasus yang berbeda jika kita mempunyai secret admirer. Ada satu perasaan bahagia bercampur penasaran jika kita punya secret admirer. Bahagia karena masih ada orang yang menyukai kita. Apalagi saat sadar bahwa kita nggak ganteng/cantik amat. Dan penasaran, siapa sih orang kurang beruntung yang mau suka sama kita. Tapi percaya atau tidak, mempunya secret admirer akan terasa lebih baik jika kita tidak mengetahui siapa orang yang suka sama kita itu. Karena kita bisa menebak-nebak sesuka hati kita. Bisa saja dia, si orang yang kita sukai juga. Atau dia, orang yang paling banyak disukai orang itu. Who knows? Karena kita tidak tahu siapa dia dan we got no clue. Rasa penasaran itu menyenangkan. Karena membuat kita menebak-nebak dan membuat kita merasa bangga karena masih ada orang yang menyukai kita.

“Ah! Ternyata si A ya yang suka sama gue. Yah, kirain si B.”
Bayangkan jika kita sudah tau orang yang menyukai kita, dan ternyata jauh dari ekspektasi kita. Ternyata yang suka sama kita itu orang yang sama sekali bukan mereka yang kita tebak-tebak. Maka hilanglah kesenangan itu. Tak ada lagi tebak menebak siapa orang yang menyukai kita. Tidak ada lagi rasa bangga yang muncul.

Ternyata memang pengagum rahasia lebih menyenangkan saat masih menjadi rahasia.
post scriptum: tulisan ini juga muncul di zine cetak saya, Popkiss. kalau ingin dapat Popkiss, bisa kontak saya lewat twitter, @mirjahat.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe